Fenomena "Chronically Online" dalam Perspektif Psikologi

2024 — Internet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, ada sekelompok individu yang menghabiskan sebagian besar waktunya di dunia maya, yang sering kali disebut sebagai “chronically online.” 

Apakah kamu “Chronically Online“?

Istilah “chronically online” merujuk pada individu yang menghabiskan waktu secara berlebihan di internet, baik untuk tujuan sosial, pekerjaan, atau hiburan, sehingga mengorbankan aspek-aspek penting lainnya dalam kehidupan mereka. Bukan sekedar penggunaan internet yang sering, tetapi ketergantungan yang dapat mengganggu kesejahteraan psikologis, hubungan sosial, dan fungsi sehari-hari sebagai manusia yang sehat mental.

Ternyata fenomena “Chronically Online” kemungkinan terjadi akibat…

  1. Kecenderungan manusia untuk terhubung secara sosial. Nah, hal ini mungkin didorong dengan internet yang menawarkan kesempatan untuk terhubung dengan orang lain secara global. Bagi beberapa orang, ini menjadi cara utama untuk berinteraksi sosial, terutama jika mereka merasa terisolasi atau memiliki kesulitan dalam hubungan tatap muka.
  2. Keinginan untuk LARI DARI KENYATAAN. Beneran, nggak bercanda. Ternyata, beberapa orang menggunakan internet sebagai pelarian dari masalah kehidupan nyata, stres, atau ketidakpuasan pribadi. Dunia maya menawarkan alternatif yang dapat diakses untuk menghindari realitas yang tidak menyenangkan.
  3. Dukungan Netizen (Dukungan Online). Banyak sekali orang yang menemukan komunitas dan dukungan di internet yang mungkin tidak tersedia di lingkungan offline mereka. Komunitas ini bisa berupa forum diskusi, grup media sosial, atau game online.
  4. Merasa lebih instan dihargai. Internet menyediakan penghargaan instan melalui “likes,” komentar, dan interaksi sosial lainnya yang dapat meningkatkan perasaan harga diri dan kepuasan seseorang.
  5. Mencari ‘tempat’ untuk mengutarakan perasaan dan bercerita. Baik secara anonim maupun dengan cara membatasi teman yang bisa melihat posting-an, banyak orang menggunakan internet, mayoritas mengandalkan media sosial untuk meluapkan isi hati dan kepalanya.

Tentunya ada dampak psikologis pada individu yang “chronically online”!

Sadar atau tidak sadar, menjadi “chronically online” individu bisa merasa terisolasi secara sosial. Meskipun internet menyediakan interaksi sosial, ketergantungan berlebihan pada hubungan online dapat mengurangi interaksi tatap muka, yang penting untuk kesehatan emosional dan perkembangan sosial seseorang.

Penggunaan internet yang berlebihan juga terkait dengan peningkatan risiko depresi, kecemasan, dan gangguan tidur yang dapat menurunkan motivasi untuk produktif seseorang. Terlalu banyak waktu online dapat mengganggu rutinitas tidur dan menyebabkan kelelahan kronis. Waktu yang dihabiskan online, terutama untuk aktivitas yang tidak produktif, dapat mengurangi waktu yang tersedia untuk tugas-tugas penting dan mengurangi efisiensi kerja atau belajar.

Selain itu, media sosial sering kali mendorong perbandingan sosial yang tidak sehat. Melihat gambar dan postingan yang dikurasi dari orang lain dapat menyebabkan perasaan rendah diri dan ketidakpuasan yang juga tidak sehat bagi psikologis seseorang. 

 

Menjadi “chronically online” juga bisa mengubah ‘kamu’.

Ketergantungan pada komunikasi online dapat mengubah cara orang berinteraksi dan berhubungan satu sama lain. Keterampilan komunikasi tatap muka mungkin menurun, yang dapat mempengaruhi hubungan pribadi dan profesional. Internet memungkinkan orang untuk bereksperimen dengan identitas mereka dalam cara yang tidak mungkin dilakukan di dunia nyata. Ini bisa positif dalam hal penemuan diri, tetapi juga dapat menyebabkan kebingungan identitas atau perilaku yang tidak autentik.

Jangan sampai ketergantungan, ya!

Kamu perlu menyadari pola penggunaan internet dan refleksi tentang bagaimana hal tersebut mempengaruhi kehidupanmu. Membuat jurnal atau catatan harian tentang waktu yang dihabiskan online bisa menjadi langkah awal yang baik. Mungkin kamu bisa menggunakan alat dan aplikasi untuk membatasi waktu online kamu hingga dapat membantu mengurangi ketergantungan. 

Utamakan interaksi sosial kamu di dunia nyata, seperti berkumpul dengan teman atau keluarga. Selain itu, sangat disarankan bagi kamu yang mengalami kesulitan mengatasi ketergantungan internet, untuk melakukan terapi dan konseling dengan Psikolog atau profesional kesehatan mental lainnya supaya kamu bisa mengembangkan strategi koping atau penanganan yang sehat. Meskipun internet menawarkan banyak manfaat, penggunaan berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan sosial individu

Semoga dengan telah memahami penyebab, dampak psikologis, dan strategi untuk mengatasi ketergantungan ini kamu lebih bisa menggunakan internet secara sehat, ya.

Kalau kira-kira kamu “Chronically Online” dan kamu sadar sudah merasa ketergantungan, kamu harus segera mencari dukungan yang tepat. Kamu dapat melakukan konseling dengan lebih dari 200 Mitra Psikolog profesional berlisensi di PsyKay untuk mengetahui kondisi psikologis kamu dengan lebih baik, loh. Yuk, segera akses www.psykay.co.id atau download aplikasi PsyKay di Google Playstore.

Jangan sampai ketinggalan informasi seputar promo konseling di PsyKay, dengan follow media sosial PsyKay di @psykayindonesia (Instagram) dan @psykay.id (TikTok)!

PsyKay, #AplikasiKonselingUntukKesehatanMentalmu

Referensi:

  1. Kuss, D. J., & Griffiths, M. D. (2011). Online social networking and addiction—a review of the psychological literature. International Journal of Environmental Research and Public Health, 8(9), 3528-3552.
  2. Andreassen, C. S., & Pallesen, S. (2014). Social network site addiction – an overview. Current Pharmaceutical Design, 20(25), 4053-4061.
  3. Twenge, J. M., Joiner, T. E., Rogers, M. L., & Martin, G. N. (2018). Increases in depressive symptoms, suicide-related outcomes, and suicide rates among U.S. adolescents after 2010 and links to increased new media screen time. Clinical Psychological Science, 6(1), 3-17.
  4. Primack, B. A., Shensa, A., Sidani, J. E., Whaite, E. O., Lin, L. Y., Rosen, D., … & Miller, E. (2017). Social media use and perceived social isolation among young adults in the U.S. American Journal of Preventive Medicine, 53(1), 1-8.