Selingkuh

Waspada Red Flag

Waspada, Jangan-Jangan Pasangan Kamu Red Flag!

2024 — Hubungan romantis, ibarat sebuah perjalanan yang penuh tantangan sekaligus kebahagiaan. Dalam prosesnya tidak semua hubungan berjalan mulus. Terkadang, ada tanda-tanda peringatan yang dapat menunjukkan bahwa pasangan kita mungkin tidak sehat untuk kita. Istilah “Red Flag” digunakan untuk menggambarkan perilaku atau sifat yang menunjukkan bahwa pasangan kita dalam sebuah hubungan bisa berisiko atau berpotensi merugikan kita.

Yuk, kenalan dulu dengan istilah “Red Flag

Di zaman sekarang, istilah “Red Flag” atau “bendera merah” merujuk pada tanda-tanda peringatan atau indikasi awal dari perilaku pasangan yang mungkin merugikan atau berpotensi membahayakan dalam hubungan. Red flag adalah sinyal bahwa sesuatu mungkin tidak beres dan perlu diperhatikan dengan serius. Dalam konteks hubungan romantis, red flag bisa mencakup berbagai jenis perilaku, dari yang tampak jelas seperti kekerasan fisik, hingga yang lebih halus seperti manipulasi emosional atau kontrol berlebihan.

Pasangan yang “Red Flag” tuh gimana sih?

Oke, jadi beberapa jenis perilaku “Red Flag” yang harus kamu waspadai adalah:

  1. Kontrol Berlebihan. Salah satu red flag yang paling mencolok dalam hubungan. Pasangan menunjukkan perilaku yang tidak sehat dengan mencoba mengontrol setiap aspek kehidupan kamu; mulai dari cara berpakaian, dengan siapa kamu bergaul, hingga keputusan besar dalam hidup kamu. Kontrol berlebihan adalah bentuk kekerasan emosional yang dapat membuat hubungan penuh dengan rasa tidak aman dan ketakutan. Sebuah penelitian oleh Dutton dan Painter (1981) menemukan bahwa kontrol berlebihan sering kali merupakan awal dari kekerasan dalam rumah tangga, di mana satu pihak berusaha mendominasi dan mengendalikan pihak lainnya.
  2. Kurangnya Komunikasi Sehat

Komunikasi adalah fondasi dari setiap hubungan yang sehat. Ketika pasangan menghindari diskusi yang penting atau tidak mau berkomunikasi secara terbuka dan jujur, ini termasuk red flag yang signifikan. Kurangnya komunikasi sehat dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik yang tidak terselesaikan, yang pada akhirnya merusak hubungan.

  1. Ketidaksetiaan dan Kebohongan

Kepercayaan adalah elemen kunci dalam setiap hubungan. Ketidaksetiaan dan kebohongan, baik kecil maupun besar, dapat merusak dasar dari kepercayaan tersebut. Pasangan yang tidak setia atau sering berbohong menunjukkan bahwa mereka tidak menghargai hubungan tersebut.

  1. Sikap Egois dan Tidak Peduli

Males banget nggak, sih? Kalau pasangan kita selalu mengutamakan kepentingan sendiri tanpa memperhatikan kebutuhan dan perasaan kita? Nah, dia berarti menunjukkan tanda-tanda egoisme yang berlebihan. Remember, hubungan yang sehat membutuhkan timbal balik dan pengorbanan dari kedua belah pihak!

  1. Manipulasi Emosional

Manipulasi emosional adalah bentuk lain dari red flag yang sering kali sulit dikenali karena bisa sangaaat halus. Pasangan yang terus-menerus membuat kamu merasa bersalah, merendahkan perasaan kamu, atau menggunakan taktik manipulatif lainnya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan menunjukkan perilaku yang beracun. Menurut, Lester dan Godwin (1999), manipulasi emosional dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan penurunan harga diri pada pasangan yang menjadi korban.

Ternyata, kamu bisa mengalami dampak negatif kalau punya pasangan yang “Red Flag”!

Pasangan yang menunjukkan red flag, seperti kontrol berlebihan atau manipulasi emosional, dapat menyebabkan tingkat stres dan kecemasan yang tinggi. Ketidakpastian dalam hubungan dan perasaan tidak aman terus-menerus dapat memicu respons stres kronis menurut Carbone-Lopez, Kruttschnitt, dan Macmillan (2006). Ketika kamu berada dalam hubungan yang tidak sehat, perasaan tidak berdaya, putus asa, dan rendah diri dapat meningkat. Hal ini sering kali menyebabkan depresi, terutama jika pasangan terus-menerus merendahkan atau mengabaikan kebutuhan emosional kamu. Pasangan yang merendahkan, mengkritik, atau mengontrol berlebihan juga dapat secara signifikan menurunkan harga diri kamu. Perasaan bahwa kamu tidak dihargai atau tidak cukup baik, sering kali menjadi dampak dari perilaku tersebut. Ini termasuk sebagai pelecehan emosional, loh!

Pasangan yang “Red Flag” bikin kamu rugi!

Pengalaman buruk dengan pasangan yang menunjukkan red flag dapat meninggalkan bekas yang mendalam, membuat kamu kesulitan untuk mempercayai dan membangun hubungan sehat di masa depan. Trauma dari hubungan sebelumnya bisa menyebabkan ketakutan untuk terikat lagi atau berkomitmen dalam hubungan baru. Stres emosional yang berkelanjutan dari hubungan yang tidak sehat juga dapat berdampak pada kesehatan fisik. Gejala fisik yang umum termasuk sakit kepala, masalah pencernaan, tekanan darah tinggi, dan gangguan tidur.

Mengenali red flag dalam hubungan dapat membantu kamu menavigasi dan mempertahankan hubungan yang sehat. Penting untuk selalu waspada dan tidak mengabaikan tanda-tanda peringatan yang mungkin muncul. Sebaliknya, mengapresiasi dan memperkuat tanda-tanda positif dapat memperkaya hubungan kamu dan membuatnya lebih bermakna. Ingatlah bahwa hubungan yang baik membutuhkan kerja sama, komunikasi, dan rasa saling menghormati.

Kalau kamu merasa pasangan kamu tergolong “Red Flag”, apalagi sudah mempengaruhi kesehatan mental, kamu harus segera mencari dukungan yang tepat. Kamu dapat melakukan konseling seputar hubungan romantismu dengan lebih dari 200 Mitra Psikolog profesional berlisensi di PsyKay untuk mengetahui kondisi psikologis kamu dengan lebih baik, loh. Yuk, segera akses www.psykay.co.id atau download aplikasi PsyKay di Google Playstore.

Jangan sampai ketinggalan informasi seputar promo konseling di PsyKay, dengan follow media sosial PsyKay di @psykayindonesia (Instagram) dan @psykay.id (TikTok)!

PsyKay, #AplikasiKonselingUntukKesehatanMentalmu.

Referensi

  1. Carbone-Lopez, K., Kruttschnitt, C., & Macmillan, R. (2006). Patterns of Intimate Partner Violence and Their Associations With Physical Health, Psychological Distress, and Substance Use. Public Health Reports, 121(4), 382-392.
  2. Dutton, D. G., & Painter, S. L. (1981). Emotional Abuse of Women by Their Intimate Partners: A Literature Review. Violence and Victims, 15(2), 123-137.
  3. Lester, D., & Godwin, E. (1999). Social support and the incidence of depression. Journal of Social and Clinical Psychology, 18(1), 132-140.